ABK Blog

Cara menyemai biji Anthurium Pagi ini aku belum ada rencana mau merapikan tanaman yang mana ya...hanya melihat calon tanaman bunga matahari dan calon pokchay...alhamdulillah sudah muncul daun, tapi sepertinya belum daun sejati...tidak apa - apa...harus sabar. Mataku tiba-tiba tertuju pada bonggol bunga dari anthurium yang sudah berbentuk biji merah...hemmm mungkin waktunya aku mulai menyemai biji-biji tersebut. Oke kita mulai ya dari tahap awal ya tentu saja kita dekati bonggol yang penuh dengan biji merah itu.... 1). Sayang kan kalau biji-biji tersebut dibiarkan jatuh dan terbuang, kita ambil biji-biji tersebut, dikeluarkan dari buahnya.  Selanjutnya siapkan kapas atau tissue yang dibasahi air untuk tempat biji biji tersebut. 2). Sebelum dimasukan ke dalam tempat yang sudah siap kapas atau tissue basahnya, kita jemur dulu biji-biji tersebut , kurang lebih 2 jam. 3). Setelah menanti 2 jam sambil kita koreksi tugas siswa, kebetulan  WFH di hari ini, tidak akan terasa penantian selama 2

Resume Belajar Menulis Pertemuan I  Tanggal: 1 Juni 2020 Nara Sumber : Wijaya Kusumah, M.Pd. Malam ini terisi dengan moodbooster yang spesial dari Om Jay dari PGRI. Banyak ilmu yang sempet kucuri dari beliau...ups tidak mencuri sih, tapi dapat transferan ilmu dari Om Jay.... pertama dimasukan grup kita wajib membuat Blog. Ok...blog terbantu oleh petunjuk dari Pak Brian Prasetyawan... tengok Blog aku ya Shinta Kurniawati Handoyo... itu syarat sebelum kita ikut kuliah malam ini oleh Pak Jay dan Ibu Fatimah dari Aceh. Tapi ada yang unik loh...Om Jay memberi kita kuliah angkatan 12 sambil membuka kelas di angkatan lain yaitu angkatan 8. Mantul banget pokoknya deh... tan pa kami tercuekin..Padahal banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta di angkatan 12 ini. Tapi selalu tercatat oleh Ibu Fatimah yang sabar menerima pertanyaan dari peserta. Ada beberapa catatan yang kutangkap dari kuliah pertama malam ini, antara lain: 1.       Berbagi itu tidak pernah rugi. Kita bisa berbagi ilmu lew

Jangan Panggil Aku ABK ABK itu menyulitkan ABK itu membuat materi tidak tercapai ABK itu membuat indikator pencapaian sulit terlampaui  ABK itu tidak diharapkan ada dalam kelas ABK itu bla bla bla begitu banyak kata ditujukan pada mereka  mereka memiliki nama mereka memiliki hati  mereka memiliki jiwa  mereka memiliki rasa apa bapak ibu guru tidak membayangkan bila itu ada pada putra putri Bapak Ibu Guru? bagaimana perasaan Bapak Ibu Guru? apa yang membedakannya dengan mereka? mereka hanya beda kemampuan berpikir dengan anak‐anak yang lainnya bukan berarti mereka harus mengganti nama panggilan mereka dengan sebutan yang bisa membuatnya kehilangan identitas diri kalau Bapak Ibu Guru bisa membelah dadanya Bapak Ibu Guru akan menemukan tulisan yang terbentuk dengan rapi sebuah ka l i mat permohonan, “Ja ng an pa n g gil a ku A B K ! ”  (Septe mb er, 2019)       Shinta Kurniawati, S.S., S.Pd.