Praktik Baik SDN Duren Sawit 18 "Pembentukan Kepedulian Murid dengan Pemanfaatan Sampah sebagai Perabot Sederhana"

Pembentukan Kepedulian Murid dengan Pemanfaatan Sampah 

sebagai Perabot Sederhana


 

Kita sebagai pendidik harus terus mencoba mensosialisasikan perubahan yang terjadi pada kurikulum saat ini yang akan kita jalani. Tidak hanya mensosialisasikan juga mensupport dan mendampingi semua warga sekolah untuk menjadi agen perubahan. Selain itu mencoba menanamkan budaya positif dengan keyakinan melalui pembiasaan setiap hari akan menjadi suatu budaya. Dengan jadwal pembiasaan yang bertujuan untuk pembentukan karakter murid menuju kebahagiaan dan keselamatan. Dimulai dari kami sebagai pendidik yang menjalankan budaya positif, Insyaallah akan mudah menulari kepada seluruh murid. Contohnya budaya positif dalam memperlakukan sampah. Kami melihat betapa banyak sampah setiap harinya yang terkumpul dari sisa-sisa dan buangan kantin. Kami sudah menyarankan dan mewajibkan kantin dan siswa untuk mengurangi penggunaan plastik. Hingga kamipun mensosialisasi bagaimana lamanya sampah terurai di dalam tanah. Waktu terus berjalan, kami tidak ingin ini berkelanjutan. Kami memiliki prinsip “Sampah bisa bermanfaat bila diperlakukan sesuai fungsinya”. Sampah jajanan plastik bisa dikumpulkan dan diolah menjadi ecobrick untuk pembuatan perabot sederhana.



Saya terpikir bagaimana menemukan solusi dengan permasalahan sampah agar menjadi sesuatu yang bermanfaat. Setiap program tidak selalu berjalan mulus. Hambatan serta kegagalan jangan menghalangi kita untuk terus menjalankan impian kita untuk mengurangi sampah plastik dan bisa memanfaatkan sampah tersebut menjadi sesuatu yang berguna. Hambatan diawali sulwitnya kantin untuk mengurangi bungkus yang berasal dari plastik dan sulitnya kerjasama dengan orang tua untuk membawakan wadah makan dan minum untuk tempat makan dan minum yang dibeli di kantin. Anak-anak yang memang selalu tidak bosannya kita mengingatkan untuk membawa wadah dari rumah dan membawa sampah plastik pulang untuk dibuat ecobrick. Kolaborasi berjalan terkadang masih ada rekan sejawat yang kurang menganggap penting program ini dengan alasan sulit mempraktikkan di kelas. Jadi tantangan yang saya temui saya melakukan praktik baik tersebut bukan hanya dari satu pihak, tapi ada beberapa pihak, antara lain: penjaga kantin, orang tua murid, murid, dan rekan sejawat. Tapi Insyaallah tidak mengendorkan semangat menjalani program Pembentukan Kepedulian Murid dengan Pemanfaatan Sampah sebagai Perabot Sederhana.

Langkah-langkah yang saya lakukan:

1. Saya mengajukan waktu kepada Ibu Kepala Sekolah untuk mensosialisasikan pemanfaatan sampah saat briefing rutin di ruang guru.

      


2.   Melebar mengisi saat pembiasaan dengan sosialisasi kepada murid di lapangan.

      


3.  Mensosilisasikannya juga kepada orang tua murid di kelas saya. Saya berpikir mungkin kalau sudah ada bukti pemanfaatan yang dimulai dari saya sendiri bersama murid di kelas saya, akan terbuka mata dari banyak pihak yang awalnya kurang mendukung.





4. Membawa sampah plastik bekas jajanan ke rumah yang siap untuk dimasukan ke dalam botol ecobrick. Saat membawa ke sekolah, tidak lupa memberikan suatu penghargaan dengan pujian dan memberikan nilai untuk hasil karya mereka.


5.  Siap digabungkan beberapa botol menjadi sebuah perabot.


Dalam waktu kurang lebih 2 minggu jadilah suatu perabot sederhana yaitu meja pojok baca di kelas dan kursi untuk duduk murid saat membaca di pojok baca. Terlihat bagaimana cerita mereka dalam mengumpulkan sampah, hingga mereka kebingungan mencari sampah dari mana lagi, karena sampah yang mereka bawa pulang dan kumpulkan sangat kurang untuk memenuhi kepadatan botol ecobrick itu. Sekarang mereka juga terlihat semangat saat melihat hasil dari sampah yang mereka kumpulkan dan mereka buat menjadi sebuat perabot yang ditampilkan di kelas.


Alhamdulillah dengan program ini, beberapa kelas telah ada yang berhasil juga membuat meja dan kursi pojok baca. Bagi saya, suatu kebahagiaan bisa berkolaborasi dengan semua warga sekolah dalam menjalani Program Pembentukan Kepedulian Murid dengan Pemanfaatan Sampah dan Perabot Sederhana. Harapan saya dengan berjalannya program ini bisa menjadikan suatu budaya bagi seluruh warga sekolah untuk menjaga lingkungan dengan program yang bermanfaat untuk ekosistem biotik dan abiotik sekolah. Dampak lain terlihat lebih dari 80 persen dari murid di sekolah memiliki kesadaran akan lingkungan. Dengan membawa pulang sampah plastik untuk diolah dan dimasukan ke botol untuk selanjutnya dengan bahagia mereka membawa ke sekolah dan terlihat cantik ecobrick yang mereka tunjukkan kepada gurunya, apalagi setelah guru-gurunya memberikan penghargaan dengan pujian dan menilai hasil karya mereka. Guru-guru dan kepala sekolah terlihat saling kolaborasi dan menguatkan untuk konsisten menjalankan program ini dengan ikhlas tanpa paksaan. Sehingga program ini mengalir menjadi suatu kebutuhan kami semua dalam mengolah sampah. Semoga Program Pembentukan Kepedulian Murid dengan Pemanfaatan Sampah sebagai Perabot Sederhana bisa terus berjalan dan menularkan kepada lingkungan sekitar. Program sederhana tapi membawa manfaat dalam pembentukan karakter mencapai 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.

 

 Shinta Kurniawati

Guru SDN Duren Sawit 18 

 

 

Komentar